28 December 2012

SKENARIO PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF) DALAM MATA PELAJARAN SAINS KELAS V SD

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya strategi masih bersifat konseptual mengenai keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar untuk bertidak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi mengenai rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, bias disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana atau tindakan (rangkaian kegiatan) yang di dalamnya termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Akan tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang bisa diukur keberhasilannya.
Strategi pembelajaran dibedakan atas 7 jenis yaitu Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK). Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Strategi Pembelajaran Afektif (SPA). Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan di SD yaitu Strategi Pembelajaran Inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki banyak keunggualan, diantaranya yaitu (1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. (2) SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. (3) SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (4) Keuntungan lainnya adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajat bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif (cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok – kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:78) sebagai berikut. (1) Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. (2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas­-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. (3) Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial (anwarholil.blogspot.com/pendidikan-inovatif.htm, 06/01/2010).
Ada banyak keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social.
2.    Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan – pandangan.
3.    Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4.    Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5.    Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6.    Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7.   Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8.    Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9.    Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,agama, dan orientasi tugas




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

1.      Nama Sekolah                   :  SD No 5 Keramas
2.      Mata Pelajaran                  :  Sains
3.      Kelas/Semester                  :  V/2
4.      Standar Kompetensi         :  Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan
                                             energi, serta fungsinya.
5.      Kompetensi Dasar             :  Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
                                             membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.      Indikator                           :  -  Mengidentifikasi pesawat sederhana.
     -   Menggolongkan berbagai alat rumah tangga
  sebagai pengungkit dan bidang miring.
7.      Tujuan Pembelajaran
1.   Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana dengan kata-kata sendiri.
2. Setelah berdiskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi alat rumah tangga yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana dan menggolongkan alat rumah tangga yang termasuk pengungkit atau bidang miring.

8.      Materi Pembelajaran
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-lain. Jadi pesawat sederhana adalah suatu alat yang dapat mempermudah kita untuk melakukan usaha sehingga kita tidak harus memerlukan energi yang besar untuk melakukan usaha tersebut.
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas/ pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk
mengungkit suatu benda. Contohnya jungkat-jungkit, alat pemotong kertas, sekop dan lain-lain. Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Contohnya yaitu papan miring, tangga dan sebagainya. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.

9.      Alokasi waktu                   : 2 x 35 menit
10.  Metode Pembelajaran       : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi.
11.  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran.
a.       Pendahuluan
-   Mengucapkan salam
-   Menanyakan kabar dan mengabsen
-   Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
-   Apersepsi
-   Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan yang akan dilakukan.
-   Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b.      Kegiatan inti
Ø  Eksplorasi
-   Siswa menggali pengetahuannya sendiri dengan melakukan tanya jawab.
-  Siswa secara berkelompok menyebutkan benda-benda yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana.
-  Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dengan menggunakan alat yang sudah disipkan.

Ø  Elaborasi
-  Siswa menggolongkan alat-alat yang digunakan tadi ke dalam dua dari empat jenis pesawat sederhana yang ada.
-    Siswa mencatat hasil diskusi pada buku tulis masing-masing.
-  Perwakilan masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapinya.
Ø  Konfirmasi
-     Guru memberikan penegasan terhadap jawaban yang disampaikan siswa.
-     Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
c.       Penutup
-          Guru bersama siswa menyimpulakan materi pembelajaran.
-          Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
-          Guru memberikan umpan balik positif terhadap proses dan hasil pembelajaran.
-          Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
-          Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
12.  Sumber Bahan: Buku Sains Kelas V, Media (alat-alat rumah tangga)
13.  Penilaian
ü  Teknik : Pengamatan, lisan
ü  Bentuk: Lembar pengamatan
      Instrumen :
a.       Lembar pengamatan.
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai

Rata-rata
Ketepatan hasil
Keaktifan
Kedisiplinan










b.      Soal essay.
Jawablah pertanyaan di bawah mi dengan jelas dan benar!
1.      Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan tuas/pengungkit!
2.      Sebutkan komponen-komponen dari tuas!
3.      Sebutkan 5 (lima) alat rumah tangga yang termasuk menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana!
4.      Sebutkan 3 (tiga) alat rumah tangga yang cara kerjanya termasuk pengungkit!
5.      Sebutkan 3 (tiga) jenis pengungkit!

 Kunci jawaban.
1.      Alat-alat yang dapat mempermudah pekerjaan.
2.      Titik tumpu, beban dan kuasa.
3.      Gunting, pisau, palu, obeng, tang.
4.      Jungkat-jungkit, linggis, alat pembuka tutup botol.
5.      Pengungkit jenis pertama, kedua, dan ketiga.

Skor = Jumlah soal benar x 2
Nilai akhir = (skor pengamatan+skor lembaran kerja )/20 x 100



Mengetahui
Kepala Sekolah                                                              Guru Kelas


...........................................................                             .........................................
NIP.                                                                                NIP.






Skenario Pembelajaran
        Pada awal kegiatan setelah guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan panganjali umat ”Om Swastiastu”, guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis agar siswa siap menerima pelajaran. Menyiapkan kondisi fisik berupa mengucapkan ”selamat pagi”, menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa. Menyiapkan kondisi psikis siswa yaitu dengan berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya siswa mengeluarkan alat tulis yang ia bawa. Guru menyampaikan cakupan materi serta tujuan pembelajaran, ”Anak-anak hari ini kita akan memperlajari tentang pesawat sederhana, kalian pastinya sudah membaca buku dirumah, namun pada pertemuan kali ini ibu hanya membahas dua jenis pesawat sederhana, mengingat waktu kita yang terbatas, ibu harapkan setelah pembelajaran berlangsung kalian mampu mendefinisikan apa itu pesawat sederhana, komponen-komponen serta golongannya”. Karena pembelajaran pada pertemuan kali ini mengenai pesawat sederhana, maka sebelum sampai pada materi yang akan dipelajari, guru menceritakan pengalamannya terkait dengan materi pelajaran. ”Nah, kemarin ibu membeli sebuah botol fanta, kemudian kalau kita buka menggunakan tangan saja, menurut kalian bagaimana” tanya ibu guru kepada siswa. ”sulit bu” siswa menjawab serempak. ”Pasti, kemudian ibu mengambil inisiatif untuk membukanya dengan menggunakan pembuka botol dan ternyata sangat mudah membukanya dibandingkan dengan hanya menggunakan tangan. Contoh lain misalnya kaleng biskuit yang tentu sulit dibuka hanya dengan menggunakan tangan saja, tetapi akan terasa mudah jika membukanya menggunakan sendok”, guru menceritakan pengalamannya sambil memperhatikan semua siswa.
            ”Nah cerita ibu tadi terkait dengan konsep pesawat sedehana. Kira-kita apakah dari kalian pernah mengalami kejadian serupa?” ibu guru kembali bertanya kepada siswa. Seorang siswa mengacungkan tangan dan guru mempersilahkan siswa tersebut untuk bercerita. ”Kemarin saya melihat bapak sedang memindahkan batu besar, sebelumnya bapak menggunakan tangan dan terlihat sangat sulit menggesernya, kemudian bapak menggunakan linggis, ternyata sangat mudah menggeserkannya” Andi menceritakan pengalamannya dengan sungguh-sungguh. ”Berikan tepuk tangan kepada Andi” kata ibu guru disertai dengan tepuk tangan dari siswa lainnya. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa lainnya apakah ada yang mau bercerita lagi dan siswa hanya terdiam. Karena tidak ada yang bercerita ibu guru memberikan pertanyaan kepada siswa, ”Anak-anak sekalian tadi telah kita simak cerita dari Andi. Nah sekarang ibu mau bertanya, apakah linggis yang diceritakan Andi tadi termasuk pesawat sederhana? Jika ia apakah termasuk tuas, bidang miring, katrol atau roda berputar?”. Guru memperhatikan semua siswa yang tampaknya mulai berbisik dengan teman sebangkunya. ”Nah kalian kan pasti sudah membaca buku sebelumnya, sekarang siapa yang mau menjawab?” sambung ibu guru dan beberapa siswa pun mengacungkan tangan selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa. ”Linggis termasuk pesawat sederhana jenis pengunglit/tuas bu” jawab Yeni yang terlihat sangat percaya diri dan ibu gurupun memberikan senyuman. ”Kalau begitu siapa yang tau apa saja komponen dari tuas?” Ibu guru kembali bertanya. ”Saya bu, komponen tuas yaitu titik tumpu, beban dan kuasa” jawab salah satu siswa dan ibu guru mengacungkan tangan. ”Nah sekarang dari cerita Andi tadi, siapa yang bisa menunjukkan mana yang termasuk titik tumpu, beban dan kuasa” ibu guru terus memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang pertama kali mengacungkan tangan diberikan kesempatan untuk menjawab. Jawaban yang dilontarkan siswa sudah benar namun guru tidak menkonfirmasi secara langsung, guru hanya memberikan penguatan.
            Guru kembali mengalihkan perhatian siswa dengan memberikan masalah lain, ”Nah sekarang anak-anak siapa pernah melihat orang yang memindahkan drum yang berisi minyak ke dalam mobil” tanya ibu guru. ”Saya bu, saya bu” jawab beberapa siswa. ”Baik, saat anak-anak melihat orang memindahkan drum ke dalam mobil, apakah mereka menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu” guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab, ”Saya pernah melihat orang yang menaikkan drum ke dalam mobil menggunakan papan yang dimiringkan bu, selanjutnya drum didorong ke atas”. ”Benar sekali jawaban teman kalian. Jika kita menggunakan papan yang dimiringkan untuk menaikkan sebuah drum ke dalam mobil, itu jauh lebih mudah dibandingkan kita mengangkatnya menggunakan tangan, karena berat drum tersebut akan ditumpu oleh papan tersebut. Nah dari ilustrasi diatas apakah papan yang digunakan termasuk pesawat sederhana? Jika ia, termasuk jenis pesawat sederana apa? Tuas, bidang miring, katrol atau roda berputar?” sambung ibu guru. Siswa mulai berdiskusi dengan teman sebangkunya dan ibu guru kembali berkata, ”Kalian pasti sudah membaca buku kemarin kan? Nah hayo siapa yang bisa menjawab”. Salah satu siswa pun menjawab, ”Bidang miring bu, bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Cara paling mudah memindahkan drum ke dalam mobil yaitu dengan menggunakan bidang miring. Drum dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan lebih kecil daripada mengangkat drum secara langsung”. ”Wah tepat sekali jawaban dari Asty, berikan tepuk tangan kepada teman kalian”  sambung ibu guru. ”Nah  selain contoh diatas, apakah ada yang tau contoh bidang miring lainnya?”. Saat guru bertanya siswa terlihat bingung, selanjutnya guru kembali berkata, ”Siapa yang pernah melihat orang yang memenjat pohon kelapa? kira-kira gampangan mana jika jika ia memanjatnya langsung atau menggunakan bantuan alat” kata ibu guru. ”Saya pernah melihat paman sedang memetik buah kelapa, ia menggunakan tangga untuk bisa naik bu” jawab salah satu siswa. ”Tepat sekali anak-anak, jika kita menggunakan tangga saat memetik buah kelapa, itu jauh lebih gampang daripada kita memenjatnya langsung. Tangga juga termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring. Dari beberapa cerita diatas, siapa yang bisa mendefinisikan apa itu pesawat sederhana?” guru bertanya kepada siswa kemudian beberapa siswa menjawabnya dengan menggunakan kata-kata sendiri dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang menjawab.
            ”Kalian semua mungkin sudah pahan tentang pesawat sederhana dan alat-alat yang termasuk pesawat sederhana. Apakah ada yang bertanya?” guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti. ”Buk, mengapa jungkat-jungkit termasuk pesawat sederhana” tanya seorang siswa yang duduk paling belakang. ”Pertanyaan yang bagus. Benar sekali Agus, Jungkat-Jungkit termasuk dalam kategori pengungkit (tuas). Pengungkit merupakan salah satu alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda. Jungkat-jungkit gunanya untun mengangkat benda, maka dari itu jungkat-jungkit juga termasuk pesawat sederhana. Jungkat-jungkit merupakan pengungkit jenis pertama, karena letak titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Oh iya anak-anak, ingat ya, pengungkit dibedakan menjadi 3 yaitu pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan ke dua dan pengungkit golongan ke tiga. Pengungkit golongan pertama yaitu titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Pengungkit golongan kedua yaitu beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. Sedangkan pengungkit jenis ke tiga yaitu kuasa berada diantara titik tumpu dan beban.” kata ibu guru menjelaskan tentang macam-macam pengungkit. Guru juga menjelaskan bahwa benda-benda tajam seperti pisau dan kapak termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring karena pada benda-denda tersebut terdapat bidang miring yaitu pada bagian yang tajam, kegunaannya ialah untuk mempermudah melakukan pekerjaan seperti memotong dan membelah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi, namun tidak ada yang mengacungkan tangan dan guru menganggap semua siswa sudah mengerti.
            Kegiatan selanjutnya yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Karena dalam kelas terdapat 25 siswa maka siswa dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 5 orang. Dalam kelompok, guru menugaskan siswa untuk mencari pengertian tuas, komponen tuas dan  mencari letak komponen tersebut serta menggolongkannya ke dalam golongan tuas yang ada. ”Anak-anak kemarin ibu sudah menugaskan kepada kalian untuk membawa alat-alat yang ada hubungannya dengan materi kita hari ini, sekarang coba keluarkan!”. Kelompok 1 membawa gunting, kelompok 2 membawa stapler, kelompok 3 membawa pembuka botol, kelompok 4 membawa pemotong kuku dan kelompok 5 membawa pinset. ”Anak-anak sekarang kerjakan LKS yang ibu bagikan, tolong dijawab serta gambar alat/benda-benda yang sudah kalian bawa dan beri keterangan, serta termasuk jenis pengungkit golongan berapa. Setelah selesai menggambar silahkan tukar benda yang kalian bawa dengan kelompok lainnya hingga semua kelompok menggambar 5 benda yang berbeda”.


\







Setelah kegiatan diskusi berlangsung, siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikannya ke depan kelas. Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada siswa serta penegasan terhadap jawaban yang disampaikan. Setelah kegiatan diskusi berakhir, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan guru memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari materi yang telah dijelaskan. Kemudian guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang penting. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-sama. Kemudian guru melakukan evaluasi secara lisan. Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengulang-ulang pelajaran di rumah serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Saran dan kritik anda yang konstruktif akan dijadikan masukkan untuk pengembangan blog ini dalam rangka berbagi wawasan pengetahuan bagi para pengunjung.