Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya strategi
masih bersifat konseptual mengenai keputusan yang akan diambil dalam
pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar untuk bertidak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi mengenai rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, bias disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu rencana atau tindakan (rangkaian kegiatan)
yang di dalamnya termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan. Akan tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang
bisa diukur keberhasilannya.
Strategi pembelajaran
dibedakan atas 7 jenis yaitu Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE), Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI). Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM).
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK). Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan
Strategi Pembelajaran Afektif (SPA). Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan
di SD yaitu Strategi Pembelajaran Inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering
juga dinamakan strategi heuristic,
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
SPI merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki banyak
keunggualan, diantaranya yaitu (1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. (2) SPI dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. (3) SPI merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (4) Keuntungan
lainnya adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajat bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif
(cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok –
kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang
disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7‑8)
sebagai berikut. (1) Meskipun
pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep‑konsep yang sulit. Model struktur
penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. (2) Penerimaan
yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang
kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. (3) Tujuan
penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak
anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial
(anwarholil.blogspot.com/pendidikan-inovatif.htm, 06/01/2010).
Ada banyak keuntungan penggunaan
pembelajaran kooperatif. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
kepekaan dan kesetiakawanan social.
2. Memungkinkan
para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan – pandangan.
3. Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian sosial.
4. Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5. Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6. Membangun
persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7. Berbagai
ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan
dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8. Meningkatkan
rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9. Meningkatkan
kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. Meningkatkan
kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
11. Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
atau cacat, etnis, kelas sosial,agama, dan orientasi tugas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
1.
Nama
Sekolah : SD No 5 Keramas
2.
Mata
Pelajaran : Sains
3.
Kelas/Semester : V/2
4. Standar Kompetensi :
Memahami hubungan antara gaya, gerak,
dan
energi,
serta fungsinya.
5. Kompetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.
Indikator :
-
Mengidentifikasi pesawat sederhana.
- Menggolongkan berbagai alat rumah tangga
sebagai pengungkit dan bidang miring.
7. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui
tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana dengan
kata-kata sendiri.
2. Setelah
berdiskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi alat rumah tangga yang
menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana dan menggolongkan alat rumah tangga
yang termasuk pengungkit atau bidang miring.
8.
Materi
Pembelajaran
Semua jenis alat
yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat.
Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan
sebutan pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk
pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-lain. Jadi pesawat
sederhana adalah suatu alat yang dapat mempermudah kita untuk melakukan usaha
sehingga kita tidak harus memerlukan energi yang besar untuk melakukan usaha
tersebut.
Pesawat
sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas/ pengungkit, bidang miring,
katrol, dan roda berporos. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan
batang besi atau kayu yang digunakan untuk
mengungkit suatu benda. Contohnya
jungkat-jungkit, alat pemotong kertas, sekop dan lain-lain. Bidang miring
adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Contohnya yaitu papan miring, tangga dan sebagainya. Katrol merupakan roda yang
berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai
penghubungnya. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah
poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu
jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir
mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.
9.
Alokasi
waktu : 2 x 35 menit
10. Metode Pembelajaran :
Ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi.
11. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran.
a.
Pendahuluan
- Mengucapkan
salam
- Menanyakan
kabar dan mengabsen
- Menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
- Apersepsi
- Menyampaikan
cakupan materi dan uraian kegiatan yang akan dilakukan.
- Menjelaskan
tujuan pembelajaran.
b.
Kegiatan
inti
Ø
Eksplorasi
- Siswa
menggali pengetahuannya sendiri dengan melakukan tanya jawab.
- Siswa
secara berkelompok menyebutkan benda-benda yang menggunakan prinsip kerja
pesawat sederhana.
- Siswa
mengerjakan lembar kerja siswa dengan menggunakan alat yang sudah disipkan.
Ø
Elaborasi
- Siswa
menggolongkan alat-alat yang digunakan tadi ke dalam dua dari empat jenis
pesawat sederhana yang ada.
- Siswa
mencatat hasil diskusi pada buku tulis masing-masing.
- Perwakilan
masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok lain
menanggapinya.
Ø
Konfirmasi
- Guru
memberikan penegasan terhadap jawaban yang disampaikan siswa.
- Guru
memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
c.
Penutup
-
Guru
bersama siswa menyimpulakan materi pembelajaran.
-
Guru
merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
-
Guru
memberikan umpan balik positif terhadap proses dan hasil pembelajaran.
-
Guru
memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
-
Guru
menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
12.
Sumber Bahan: Buku Sains Kelas V,
Media (alat-alat rumah tangga)
13.
Penilaian
ü Teknik : Pengamatan, lisan
ü Bentuk: Lembar pengamatan
Instrumen :
a.
Lembar pengamatan.
b.
Soal essay.
Jawablah pertanyaan di bawah mi dengan jelas dan benar!
1.
Jelaskan dengan singkat apa yang
dimaksud dengan tuas/pengungkit!
2.
Sebutkan komponen-komponen dari
tuas!
3.
Sebutkan 5 (lima) alat rumah
tangga yang termasuk menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana!
4.
Sebutkan 3 (tiga) alat rumah
tangga yang cara kerjanya termasuk pengungkit!
5.
Sebutkan 3 (tiga) jenis
pengungkit!
Kunci jawaban.
1.
Alat-alat yang dapat mempermudah
pekerjaan.
2.
Titik tumpu, beban dan kuasa.
3.
Gunting, pisau, palu, obeng,
tang.
4.
Jungkat-jungkit, linggis, alat
pembuka tutup botol.
5.
Pengungkit jenis pertama, kedua,
dan ketiga.
Skor
= Jumlah soal benar x 2
Nilai
akhir = (skor pengamatan+skor lembaran kerja )/20 x 100
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas
...........................................................
.........................................
NIP. NIP.
Skenario Pembelajaran
Pada
awal kegiatan setelah guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan panganjali umat
”Om Swastiastu”, guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis agar siswa siap
menerima pelajaran. Menyiapkan kondisi fisik berupa mengucapkan ”selamat pagi”,
menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa. Menyiapkan kondisi psikis siswa
yaitu dengan berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya siswa
mengeluarkan alat tulis yang ia bawa. Guru menyampaikan cakupan materi serta
tujuan pembelajaran, ”Anak-anak hari ini kita akan memperlajari tentang pesawat
sederhana, kalian pastinya sudah membaca buku dirumah, namun pada pertemuan kali
ini ibu hanya membahas dua jenis pesawat sederhana, mengingat waktu kita yang
terbatas, ibu harapkan setelah pembelajaran berlangsung kalian mampu
mendefinisikan apa itu pesawat sederhana, komponen-komponen serta golongannya”.
Karena pembelajaran pada pertemuan kali ini mengenai pesawat sederhana, maka
sebelum sampai pada materi yang akan dipelajari, guru menceritakan pengalamannya
terkait dengan materi pelajaran. ”Nah, kemarin ibu membeli sebuah botol fanta, kemudian
kalau kita buka menggunakan tangan saja, menurut kalian bagaimana” tanya ibu
guru kepada siswa. ”sulit bu” siswa menjawab serempak. ”Pasti, kemudian ibu
mengambil inisiatif untuk membukanya dengan menggunakan pembuka botol dan
ternyata sangat mudah membukanya dibandingkan dengan hanya menggunakan tangan.
Contoh lain misalnya kaleng biskuit yang tentu sulit dibuka hanya dengan
menggunakan tangan saja, tetapi akan terasa mudah jika membukanya menggunakan
sendok”, guru menceritakan pengalamannya sambil memperhatikan semua siswa.
”Nah
cerita ibu tadi terkait dengan konsep pesawat sedehana. Kira-kita apakah dari
kalian pernah mengalami kejadian serupa?” ibu guru kembali bertanya kepada
siswa. Seorang siswa mengacungkan tangan dan guru mempersilahkan siswa tersebut
untuk bercerita. ”Kemarin saya melihat bapak sedang memindahkan batu besar,
sebelumnya bapak menggunakan tangan dan terlihat sangat sulit menggesernya,
kemudian bapak menggunakan linggis, ternyata sangat mudah menggeserkannya” Andi
menceritakan pengalamannya dengan sungguh-sungguh. ”Berikan tepuk tangan kepada
Andi” kata ibu guru disertai dengan tepuk tangan dari siswa lainnya. Selanjutnya
guru bertanya kepada siswa lainnya apakah ada yang mau bercerita lagi dan siswa
hanya terdiam. Karena tidak ada yang bercerita ibu guru memberikan pertanyaan
kepada siswa, ”Anak-anak sekalian tadi telah kita simak cerita dari Andi. Nah
sekarang ibu mau bertanya, apakah linggis yang diceritakan Andi tadi termasuk
pesawat sederhana? Jika ia apakah termasuk tuas, bidang miring, katrol atau
roda berputar?”. Guru memperhatikan semua siswa yang tampaknya mulai berbisik
dengan teman sebangkunya. ”Nah kalian kan pasti sudah membaca buku sebelumnya,
sekarang siapa yang mau menjawab?” sambung ibu guru dan beberapa siswa pun
mengacungkan tangan selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa. ”Linggis
termasuk pesawat sederhana jenis pengunglit/tuas bu” jawab Yeni yang terlihat
sangat percaya diri dan ibu gurupun memberikan senyuman. ”Kalau begitu siapa
yang tau apa saja komponen dari tuas?” Ibu guru kembali bertanya. ”Saya bu,
komponen tuas yaitu titik tumpu, beban dan kuasa” jawab salah satu siswa dan
ibu guru mengacungkan tangan. ”Nah sekarang dari cerita Andi tadi, siapa yang
bisa menunjukkan mana yang termasuk titik tumpu, beban dan kuasa” ibu guru
terus memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang pertama kali mengacungkan
tangan diberikan kesempatan untuk menjawab. Jawaban yang dilontarkan siswa
sudah benar namun guru tidak menkonfirmasi secara langsung, guru hanya
memberikan penguatan.
Guru
kembali mengalihkan perhatian siswa dengan memberikan masalah lain, ”Nah
sekarang anak-anak siapa pernah melihat orang yang memindahkan drum yang berisi
minyak ke dalam mobil” tanya ibu guru. ”Saya bu, saya bu” jawab beberapa siswa.
”Baik, saat anak-anak melihat orang memindahkan drum ke dalam mobil, apakah
mereka menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu” guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab, ”Saya pernah melihat orang yang
menaikkan drum ke dalam mobil menggunakan papan yang dimiringkan bu, selanjutnya
drum didorong ke atas”. ”Benar sekali jawaban teman kalian. Jika kita
menggunakan papan yang dimiringkan untuk menaikkan sebuah drum ke dalam mobil,
itu jauh lebih mudah dibandingkan kita mengangkatnya menggunakan tangan, karena
berat drum tersebut akan ditumpu oleh papan tersebut. Nah dari ilustrasi diatas
apakah papan yang digunakan termasuk pesawat sederhana? Jika ia, termasuk jenis
pesawat sederana apa? Tuas, bidang miring, katrol atau roda berputar?” sambung
ibu guru. Siswa mulai berdiskusi dengan teman sebangkunya dan ibu guru kembali
berkata, ”Kalian pasti sudah membaca buku kemarin kan? Nah hayo siapa yang bisa
menjawab”. Salah satu siswa pun menjawab, ”Bidang miring bu, bidang miring
berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Cara paling
mudah memindahkan drum ke dalam mobil yaitu dengan menggunakan bidang miring.
Drum dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan
lebih kecil daripada mengangkat drum secara langsung”. ”Wah tepat sekali
jawaban dari Asty, berikan tepuk tangan kepada teman kalian” sambung ibu guru. ”Nah selain contoh diatas, apakah ada yang tau
contoh bidang miring lainnya?”. Saat guru bertanya siswa terlihat bingung, selanjutnya
guru kembali berkata, ”Siapa yang pernah melihat orang yang memenjat pohon
kelapa? kira-kira gampangan mana jika jika ia memanjatnya langsung atau
menggunakan bantuan alat” kata ibu guru. ”Saya pernah melihat paman sedang
memetik buah kelapa, ia menggunakan tangga untuk bisa naik bu” jawab salah satu
siswa. ”Tepat sekali anak-anak, jika kita menggunakan tangga saat memetik buah
kelapa, itu jauh lebih gampang daripada kita memenjatnya langsung. Tangga juga
termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring. Dari beberapa cerita diatas,
siapa yang bisa mendefinisikan apa itu pesawat sederhana?” guru bertanya kepada
siswa kemudian beberapa siswa menjawabnya dengan menggunakan kata-kata sendiri
dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang menjawab.
”Kalian semua
mungkin sudah pahan tentang pesawat sederhana dan alat-alat yang termasuk
pesawat sederhana. Apakah ada yang bertanya?” guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum mengerti. ”Buk, mengapa jungkat-jungkit termasuk pesawat
sederhana” tanya seorang siswa yang duduk paling belakang. ”Pertanyaan yang
bagus. Benar sekali Agus, Jungkat-Jungkit termasuk dalam kategori pengungkit
(tuas). Pengungkit merupakan salah satu alat pesawat sederhana yang dapat
digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda. Jungkat-jungkit gunanya
untun mengangkat benda, maka dari itu jungkat-jungkit juga termasuk pesawat
sederhana. Jungkat-jungkit merupakan pengungkit jenis pertama, karena letak
titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Oh iya anak-anak, ingat ya, pengungkit
dibedakan menjadi 3 yaitu pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan ke
dua dan pengungkit golongan ke tiga. Pengungkit golongan pertama yaitu titik
tumpu berada diantara beban dan kuasa. Pengungkit golongan kedua yaitu beban
berada diantara titik tumpu dan kuasa. Sedangkan pengungkit jenis ke tiga yaitu
kuasa berada diantara titik tumpu dan beban.” kata ibu guru menjelaskan tentang
macam-macam pengungkit. Guru juga menjelaskan bahwa benda-benda tajam seperti
pisau dan kapak termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring karena pada
benda-denda tersebut terdapat bidang miring yaitu pada bagian yang tajam,
kegunaannya ialah untuk mempermudah melakukan pekerjaan seperti memotong dan
membelah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi, namun
tidak ada yang mengacungkan tangan dan guru menganggap semua siswa sudah
mengerti.
Kegiatan
selanjutnya yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Karena dalam
kelas terdapat 25 siswa maka siswa dibagi menjadi lima kelompok yang
masing-masing kelompok berjumlah 5 orang. Dalam kelompok, guru menugaskan siswa
untuk mencari pengertian tuas, komponen tuas dan mencari letak komponen tersebut serta
menggolongkannya ke dalam golongan tuas yang ada. ”Anak-anak kemarin ibu sudah
menugaskan kepada kalian untuk membawa alat-alat yang ada hubungannya dengan
materi kita hari ini, sekarang coba keluarkan!”. Kelompok 1 membawa gunting,
kelompok 2 membawa stapler, kelompok 3 membawa pembuka botol, kelompok 4
membawa pemotong kuku dan kelompok 5 membawa pinset. ”Anak-anak sekarang
kerjakan LKS yang ibu bagikan, tolong dijawab serta gambar alat/benda-benda
yang sudah kalian bawa dan beri keterangan, serta termasuk jenis pengungkit
golongan berapa. Setelah selesai menggambar silahkan tukar benda yang kalian
bawa dengan kelompok lainnya hingga semua kelompok menggambar 5 benda yang
berbeda”.
\
Setelah kegiatan diskusi berlangsung, siswa bersama guru
membahas hasil diskusi dan meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikannya ke depan kelas. Selanjutnya guru memberikan penguatan
kepada siswa serta penegasan terhadap jawaban yang disampaikan. Setelah
kegiatan diskusi berakhir, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan guru
memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. Selanjutnya guru memberi
kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari materi
yang telah dijelaskan. Kemudian guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami oleh siswa dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang penting. Pada
akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-sama.
Kemudian guru melakukan evaluasi secara lisan. Guru memberikan penilaian
terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan motivasi pada siswa
untuk mengulang-ulang pelajaran di rumah serta menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.